Serius?
Di sebuah bangunan tua terbengkalai namun masih memiliki struktur bangunan yang masih ituh itu, menjadi tempat dimana dua orang sedang menyusun sebuah rencana. Entah apa yang ada dalam pikiran mereka sehingga memiliki pemikiran yang seperti itu.
“harus banget ya?”
“Ya itu terserah lo aja sih, kalau lo bener-bener cinta sama Alia, gue harap lo siap untuk ngelakuin ini semua.”
“Tapi bukannya lo-”
“Stttt, cukup. Gue Cuma butuh dua jawaban dari lo, lanjutin atau berhenti sampai disini.”
Gabriel terlihat menghela napasnya dengan kasar. Namun bagaimanapun akhirnya nanti, ia harus memiliki Alia.
“Woy! Jangan bengong aja dong!”
“Oke, lanjutin rencana gila lo itu.”
“Seriusan lo?”
“Iya.”
“Oke deal. Jadi kapan kita mulai?”
“Terserah lo aja, as soon as possible.”
“Gue suka gaya lo.”
“Munafik ya lo ternyata, penampilan dikampus sama aslinya ternyata beda.”
“Lebih munafik mana kalo dibandingin sama lo?”
“Kayanya lo deh.”
“Hahahahaha….” Tawa mereka bergema di tempat itu, mungkin jika ada orang-orang yang lewat, mereka akan mengira bahwa yang tertawa itu bukanlah manusia.