Rooftop fakultas

Alia membereskan semua buku-buku yang ada di mejanya, berniat untuk pergi ke tempat yang telah dikirimkan lokasinya oleh Fanya.

“Kak, aku izin mau keluar dulu ya. Mau nugas sama Fanya.” Ujar gadis itu pada Harriz yang sedang bekerja di balkon kamarnya.

“Dimana? Dan kenapa harus dengan Fanya?”

“Aku sekelompok sama Fanya kak.”

“Kamu masih lemas begini. Saya- maksudnya, ak antar ya.”

“Gausah, kamu lagi kerja juga. Alia naik bus aja kak.”

“Alia.”

“Percaya sama Alia deh kak, gapapa kok.” Gadis itu memasang wajah memelas sehingga Harriz harus menuruti permintaannya kali ini.

“Pulang jam berapa?”

“Gatau juga, abis tugasnya kelar aku langsung pulang kok. Tapi kalau ada tahu bulat, Alia beli.”

“Nanti pulangnya dijemput ya.”

“Oke bos!” Wajahnya seketika berubah menjadi ceria, dengan posisi hormat pada suaminya itu membuat Harriz gemas sendiri dengan tingkah istrinya itu.

“Mau berapa?” Tanya Harriz saat melihat Alia menjulurkan tangannya.

“Ihh, mau salim. Bukan minta duit.”

“Lucu. Istri siapa?”

“Istri Jaemin.” Jawabannya itu membuat Harriz seketika menyembunyikan tangannya dibalik badannya.

“Bercanda kak ih. Istrinya Prince Harriz!” Ucap Alia seraya menarik tangan Harriz dan menciumnya seperti biasa, punggung tangan dan telapak tangan.

“Hati-hati ya.” “Iya suamiku sayang. Assalamualaikum.”

“Waalaikumsalam.”


Alia berjalan menyusuri lorong koridor gedung fakultasnya. Cukup sepi, hanya ada beberapa orang mahasiswa yang berlalu lalang setelah menyelesaikan kelasnya. Ia bergegeas menuju tempat yang Fanya katakan untuk menyelesaikan tugas mata kuliahnya semester ini sebelum ia sampai pada tahap selanjutnya.

“Anjir si Fanya ngapain coba harus di rooftop fakultas. Di café kan bisa!” Gadis itu terus mengumpat karena ia harus berjalan cukup lama untuk sampai ke rooftop gedung fakultas kampusnya.

“Fanya.”

“Hai, baru nyampe?”

“Ya lo liat aja sendiri.”

“Hahaha maaf maaf. Ngapain lo berdiri disitu, sini aja gue ga bakal ngapa-ngapain saudara gue sendiri kali.”

“Maksud lo?”

“Lupain aja, kita nugas sekarang nih, keburu malam.”

“Btw, lo jadi berubah banget ya selama make hijab. Lo jadi tambah cantik Al, ga heran dari jaman kita SMA banyak yang suka sama lo. Apalagi kak Raka, mantan crush gue dulu.”

“Kenapa tiba-tiba jadi bahas kak Raka? Lagian lo udah punya Gabriel, gue juga udah punya Kak Harriz. Kalau kak Raka yang membuat lo jadi benci sama gue, gue minta maaf, lo juga tau sendiri kalau gue ga ada rasa sama sekali buat kak Raka.”

Fanya hanya tersenyum menanggapi jawaban dari Alia.