Alia berjalan di koridor gedung fakultasnya sembari bersenandung kecil untuk menemani perjalanannya menuju ruang kelasnya.
“Sampai kau lelah sendiri dan memilih tuk pergi… Now I know how much I love you…” Beberapa bait dari lagu yang ia senandungkan itu menemaninya hingga ia tiba di kelasnya.
“Halo Alia.” Sapa seorang mahasiswa berkacamata yang beraras manis dengan beberapa tumpuk buku tebal ditangannya.
“Hai.” Alia tersenyum menanggapi sapaan dari pria itu.
“Mau ke kelas ya?” Tanya nya untuk sekedar basa-basi, mungkin?
“Iya, kenapa?”
“Aku… Boleh kenalan?”
“Boleh.” Alis Alia saling bertautan setelah mendengar pernyataan dari pria itu, namun tetap menjawab pertanyaannya.
“Kenalin, aku Raka.” Ujarnya seraya mengulurkan tangannya untuk berkenalan.
“Alia. Maaf, bukan mahram.” Ia sedikit tersenyum canggung saat menanggapi pria berkacamata itu.
“Ah, sorry sorry. Oh iya, thanks udah mau kenalan sama aku. Semoga kita bisa jadi temen dekat ya, Alia. Kalau gitu, a-aku permisi dulu.”
“Iya, hati-hati ya Raka.”
Sesaat sebelum Alia membalikkan tubuhnya, Raka memanggilnya dan mengatakan sesuatu yang membuat Alia membeku saat itu juga dan membuat para mahasiswa dan mahasiswi yang berlalu lalang disana sontak menoleh ke arah mereka berdua.
“Alia!”
“Aku suka sama kamu sejak jaman ospek. Kalau boleh jujur, aku se suka itu sama kamu, tapi posisi terlalu tinggi dan ga bisa aku gapai, dan kamu terlalu sempurna untuk aku yang bahkan ga ada apa-apanya dibandingkan semua laki-laki yang sudah sekat sama kamu. Hari ini aku mencoba mengumpulkan keberanian untuk ngomong sama kamu, it’s ok kalau kamu nolak aku.” Ujar Raka seraya menundukkan kepalanya di hadapan Alia.
“Raka! Lo apa-apaan sih?! Alia udah punya suami tau ga!” Perkataan Kayla itu membuat Raka merasa kecewa dan marah saat itu juga.
“Bener Al?” Tanya Raka.
“Lo ga denger tadi gue bilang apa?!” Bentak Kayla.
“Oh gue paham, jadi selama ini yang naruh coklat sama bunga di meja Alia itu elo ya?!” Sambungnya.
“Sorry, aku ga tau. Maaf Alia.” Ucap Raka sebelum akhirnya ia meninggalkan tempat itu.
“Raka!”
“Makasih udah mau jujur tentang perasaan lo, gue pengen bilang kalau lo itu keren udah mau jujur tentang perasaan lo hari ini. Semoga lo bisa dapet yang lebih baik daripada gue ya.”
Raka tak menjawab dan memilih pergi dari hadapan Alia dengan perasaan yang campur aduk.
“Cowo aneh, kayanya Cuma dia deh yang gatau kalau lo udah nikah Al.” Timpal Kayla.
“Udah Key lupain aja. Oh iya, Andis mana?”
“Dia dapet giliran kelas siang.”
“Yaudah kelas yuk.”
“Yuk!”