Bagaimana?

Tepat disamping jendela sebuah kafe, seorang gadis cantik dengan rambut sebahu yang terurai sedang duduk menikmati jalanan yang agak sepi kendaraan.

Hujan sedikit demi sedikit turun membasahi jalan. Selang beberapa menit kemudian orang yang ia tunggu akhirnya datang. Seorang wanita paruh baya namun masih memiliki wajah yang awet muda, datang ke arahnya dengan senyuman yang sangat indah.

“Assalamualaikum Alia, udah lama nak?” Tanyanya.

“Waalaikumsalam, Alia juga baru sampai umi.” Jawabnya.

“Apa umi langsung aja nih?” Ucap wanita yang ia panggil 'umi' tersebut.

“Iya umi, silahkan. Sepertinya ini hal yang penting “

“Jadi begini nak, beberapa minggu yang lalu anak umi bermimpi menikah dengan gadis yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Dan Abi nya bilang, mungkin ini adalah pertanda dari Allah agar ia segera menikah.”

“Dan saat kamu datang di pesantren siang itu, umi bercerita dengan anak umi dan juga suami umi, ustadz Hafiz. Umi cerita lah tentang kamu, nama kamu, dan alasan kamu ingin bekerja di pesantren. Saat umi menyebut nama kamu, Alia, anak umi yang sebelumnya tidak pernah mengirimkan pesan dengan panjang, siang itu bertanya panjang lebar pada umi tentang kamu.”

” Umi belum bilang kalau nama lengkap kamu Alia Humairah, tapi dia langsung bertanya sama umi apa nama kamu Alia Humairah? Lalu umi jawab, iya namanya Alia Humairah. Dan mungkin beginilah jalan takdir kalian yang telah ditetapkan oleh Allah. Nak, kalau kamu tidak keberatan, apa boleh anak umi bertemu dengan kamu? Dia ingin sekali bertemu tapi belum kami perbolehkan karena ingin mencari waktu yang tepat.” Ucap ustadzah Aisyah yang menjelaskan tentang mimpi Harriz pada Alia.

“Gimana ya umi, saya juga bingung. Dan mengenai mimpi, Alia beberapa hari terakhir juga bermimpi demikian. Alia mimpi dipakaikan hijab oleh pria yang belum pernah Alia temui. Sebelum mimpi Alia berakhir, dia menyebut namanya. Prince Harriz?” Pernyataan Alia benar-benar membuat wanita di depannya terkejut. Sesempurna inikah jalan takdir mereka?

” Masya Allah nak, mimpi kalian ini hampir sama tapi anak umi bermimpi saat akad dia menyebutkan namamu didepan penghulu. Dan benar kata kamu, nama anak umi itu Prince Harriz. Nama yang diberikan oleh kakeknya.”

“Apa ini sebuah kebetulan aja umi?” Tanya Alia.

” Nak, ga ada yang namanya kebetulan. Semua yang terjadi di dunia ini terjadi karena izin dari Allah. Dan bagaimana tentang mimpi kalian itu, umi serahkan kembali kepada Alia, kalau kamu tidak mau bertemu dengan anak umi, kamu punya hak untuk menolak nak.”

“Alia mau, Alia mau ketemu sama Harriz umi.”

“Bener?”

“Iya umi.”

” Alhamdulillah, makasih ya nak. Sepertinya Harriz akan senang mendengar kabar ini.”

“Iya umi. Gatau kenapa spontan Alia jawabnya mau.”

Setelah perbincangan itu, mereka kembali bercerita satu sama lain. Entahlah, baru saja bertemu namun rasa sayang seperti anak dan ibu sudah melekat pada mereka.